Pemanfaatan Kitosan

Dalam industri pangan, kitin dan kitosan bermanfaat sebagai pengawet dan penstabil warna produk. Secara kimia kitin adalah molekul besar (polimer). Senyawa ini tidak dapat disintesis secara kimia dan tersusun leh satuan molekul N-asetil-D-glukosamin. Kalu bagian asetil ini dibuang, maka kita akan memperoleh kitosan. Struktur ini memiliki fungsi yang lebih bervariasi

beberapa contoh aplikasi kitin dan kitosan dalam bidang nutrisi (suplemen dan sumber serat), pangan (nutraceutical, flavor, pembentuk tekstur, emulsifier, penjernih minuman), medis ( mengobati luka, contact lens, membran untuk dialisis darah, antitumor), kesehatan kulit dan rambut (krim pelembab, hair care product), lingkungan dan pertanian (penjernih air, menyimpan benih, fertilizer dan fungisida) lain-lain (proses finishing kertas, menyerap warna pada produk cat dsb).

Karena banyaknya fungsi yang dapat dilakukan maka harga kitin, kitosan dan senyawa yang dibuat dri keduanya misal kitooligosakarida menjadi mahal. harga kitosan saat ini mencapai $ 1000 er ton.

Kitin dapat dibuat dari kulit udang atau kulit kepiting atau bahkan dari kulit insekta. Biasanya kitin pada kulit diikat oleh senyawa lain seperti protein dan mineral. jadi melepaskan kitin dapat dilakukan dengan menggunakan asam dan selanjutnya menetralkannya lagi.

Kitosan dibuat dari kitin dengan menggunakan basa dan perlakuan panas, atau dengan memakai enzim yang melepaskan bagian asetil. Kitooligosakarida dapoat diproduksi dari kitin dan kitosan menggunakan enzim kitinase.

Sumber: Maggy Thenawidjaja Suhartono, 2006. Pemanfaatan kitin, kitosan dan kitooligosakarida. Foodreview Indonesia edisi Juli 2006.

Jurnal berkait dengan kitosan:

1. Biological Evaluation of Chitosan Salts Cross-Linked to Genipin as a Cell Scaffold for Disk Tissue Engineering

2. production, properties and some new applications of chitin and its derivates

3. Metode produksi kitosan
4. kitosan untuk pisang dan mangga segar

PERKEMBANGAN PENELITIAN PEWARNA ALAMI

Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen antosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu), karena pigmen antosianin dari mahkota bunga pacar air (Impatien balsamina Linn) lebih cocok digunakan untuk produk dengan nilai pH sekitar 3,5 – 4,0 (Saati, 2002). Pewarna alami ini masih kalah luas penyebaran penggunaannya dengan pewarna sintetis. Di luar negeri, zat pewarna alami ini sudah banyak digunakan pada produk daging dan unggas, susu, tepung, roti, minuman, obat-obatan dan kosmetik (Borzelleca and Hallagan, 1992).

Penelitian-penelitian tersebut belum mengungkapkan informasi yang lebih luas tentang potensi kandungan pigmen pada kekayaan hayati negeri kita sendiri, cara ekstraksi yang tepat dan aman untuk masing-masing pigmen yang ditemukan, karakterisasi pigmen tersebut, serta aplikasinya pada proses pengolahan makanan. Selama ini pengujian penambahan pigmen alami masih sebatas pada pengaruhnya pada tampilan warnanya, informasi tentang stabilitas warna akibat penambahan tersebut dengan perbedaan pH, suhu pemanasan media, tingkat kelarutan pada suhu tertentu dan kondisi penyimpanannya (Lee and Wicker, 1991 ; Hendry and Houghton, 1996 ; Nollet, 1996 ; Nurika, 2000). Beberapa enzim yang mempengaruhi perubahan warna pigmen antosianin adalah polifenol oksidase, antosianase dan peroksidase ( Eksin, 1990 ). Antosianin pada media yang memiliki pH 1 – 4 menampakkan warna merah, dan jika lebih dari 4 menjadi tidak berwarna (Shi et al., 1992 ). Pigmen klorofil efektif digunakan pada media yang memiliki pH 7,8 – 8,4 (Juliani dkk., 1995). Selama proses pengalengan, pH kapri turun dari 6,6 menjadi 6,1 maka warna hijau menjadi pucat kecoklatan.

Beberapa judul penelitian pewarna alami yang disajikan dalam seminar nasional ketahanan pangan di universitas brawijaya 14 agustus 2008 (penelitian dari ebrbagai perguruan tinggi)

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SIFAT PENANGKAL RADIKAL BEBAS EKSTRAK BUNGA KECOMBRANG (Nicolaia speciosa Horan) METODE TEAC (Trolox Equivalent Antioxydant Capacity)

PENGARUH JENIS PELARUT PADA PROSES EKSTRAKSI TERHADAP KUALITAS PIGMEN BUNGA TURI (Sesbania grandiflora (L) Pers

Ekstraksi Zat Warna Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) Sebagai Alternatif Pewarna Alami Bahan Pangan

BIOPIGMEN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL (dalam kualitas dan ketahanan pangan)

ANALISIS KANDUNGAN SENYAWA KATEKIN PADA TEH HIJAU DAN SEDUHANNYA

KANDUNGAN DAN ISOLASI PIGMEN PADA SELAPUT BIJI KESUMBA (Bixa orellana L.): POTENSINYA SEBAGAI PEWARNA ALAMI MAKANAN

Feo-Pigmen : Senyawa Antikanker Non-Polifenol Pada Teh

Pengembangan Bahan Makanan Pokok yang Mengandung Pigmen Karotenoid: Potensi sebagai Anti Penuaan Kulit

Kajian Potensi Pigmen Astaxanthin dari Alga Hijau Haematococcus pluvialis sebagai Antioksidan