Minum soda bebas gula dan diet

Minuman Soda Diet Justru Bikin Gemuk

M01-11 | Dini | Jumat, 8 Juli 2011 | 15:36 WIB

 KOMPAS.com — Anda merasa khawatir dengan berat badan yang naik-turun, tetapi tak ingin kehilangan minuman bersoda favorit Anda? Pilihan Anda mungkin akan mengonsumsi minuman ringan dengan label “sugar free” atau dengan embel-embel “diet” di belakangnya. Namun, rasanya Anda harus pikir-pikir lagi jika berharap bisa langsing dengan mengonsumsi minuman jenis tersebut. Soalnya, minuman semacam itu ternyata malah membuat Anda lebih gemuk.

Penelitian yang dilakukan Texas University School of Medicine terhadap 500 pria dan wanita selama kurun waktu 10 tahun menunjukkan, mereka yang meminum minuman bebas gula atau minuman diet secara teratur, meski hanya satu atau dua kaleng sehari, terbukti memiliki lingkar pinggang lebih lebar dari mereka yang tidak mengonsumsinya. Yang lebih mengejutkan lagi, peningkatan ukuran lingkar pinggang mereka 500 persen dari lingkar pinggang sebelumnya, meskipun sudah berolahraga atau merokok.

Salah kaprah ini terjadi karena kebanyakan orang mengira minuman diet tidak berkalori sehingga tidak ada risiko. Demikian menurut Helen Hazuda, profesor epidemiologi klinis di Texas University School of Medicine. Mereka mungkin terbebas dari kalori, tetapi tidak dengan konsekuensinya.

Pemanis buatan dalam minuman kola yang “bebas gula” itu mungkin dapat menggantikan sukrosa alami, tetapi efeknya justru dapat menambah nafsu makan, bahkan merusak sel-sel otak. Pemanis itu membuat kita jadi ingin makanan-makanan manis, juga junk food. Kurangnya gula asli juga membuat kita tidak kunjung merasa kenyang. Jika Anda tidak kenyang-kenyang juga, bisa-bisa Anda lupa berapa banyak makanan yang sudah masuk ke perut.

“Oleh karena itu, mempromosikan minuman diet atau bebas gula sebagai pilihan minuman sehat sangat keliru,” ucap Hazuda.

Ia mengingatkan, berat badan yang berlebihan akan mendekatkan Anda dengan penyakit berbahaya seperti jantung, diabetes, dan kanker. Paling baik, mulai kurangi kebiasaan minum minuman bersoda yang berlabel diet ini. Ganti dengan air putih, hingga kebiasaan itu hilang seluruhnya.

Yogurt goreng?

Seperti sudah kita ketahui bahwa BAL yg terlibat dalam yogurt adalah L. bulgaricus dan S. thermophilus. Menurut hasil penelitian bahwa kedua jenis BAL ini tidak mampu tumbuh dan berkembang biak dalam saluran pencernaan manusia. OKI BAL ini tidak dikategorikan sebagai probiotik (mikroorganisme hidup yg bila dikonsumsi akan meningkatkan kesehatan dan kebugaran host). Walaupun demikian dari berbagai riset ditemukan berbagai efek terapeutik dari yogurt bisa karena aktivitas BALnya atau senyawa metabolit yang dihasilkan selama proses fermentasi atau kandungan susu itu sendiri misalnya Kalsium. Dengan demikian yogurt yg sudah mengalami proses pemanasan (pasteurisasi, sterilisasi, penggorengan) masih ada bisa untuk memberikan efek terapeutiknya dalam jumlah terbatas misalnya kemampuan sel BAL yg sudah mati untuk mengikat senyawa-senyawa mutagen/karsinogen dan kolesterol. Namun demikian yogurt (tanpa pemanasan) mempunyai efek terapeutik yg lebih bagus dibanding yogurt yang sudah diberi perlakuan panas. Lebih bagus lagi bila yogurt tersebut dibuat menggunakan starter L. bulgaricus dan S. thermophilus plus penambahan probiotik misalnya L. acidophilus, L. gasseri, L. casei, Bifidobacterium sp dll. dan dikonsumsi tanpa perlakuan panas.

Demikian dan semoga bermanfaat.

Wassalam

Usman Pato (Prof Pangan dan dekan FP UNRI)