Daun Mangga

Daun mangga belum umum digunakan di Indonesia, daun mangga masih terbatas penggunaannya untuk pakan ternak apabila pakan lain kurang mencukupi. Di beberapa Negara daun mangga telah digunakan untuk berbagai keperluan terutama untuk herbal. Daun mangga yang akan digunakan umumnya diekstrak terlebih dahulu. Daun segara dibersihkan kemudian digerus dengan moral dan ditambah dan solvent (methanol, acetone, hexane, ethyl acetate, hexane-ethyl acetate ataupun air) dalam jumlah yang sama. Larutan yang diperoleh kemudian disentrifugasi pada kecepatan 5.000 rpm selama 15 menit dan supernatan yang diperoleh kemudian disaring menggunakan kertas saring Whatmann no 1 dan disinari denngan UV selama 1 jam untuk mencegah kontaminasi kemudian disimpan pada suhu 50C hingga siap digunakan.

Ekstrak daun mangga mengandung terpinyl acetate (5.80%) dan phytol isomer (5.12%) sebagai komponen utama diikuti dengan oxirane (3.57%), sabinene (3.24%), beta-pinen (3.34%), beta-myrcene (3.23%), cymene (3.68%), alpha-limonene (2.82%), eucalyptol (1,8-cineo (4.71%), 1,3-benzodioxole, 5-(2- (3.68%). Senyawa fenolat pada ekstrak daun mangga adalah benzoic acid, pyrogallol, p-hydroxybenzoic acid, vanillic acid, syringic acid ferulic acid, ethyl gallate dan gallic acid.

Ekstrak daun mangga mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri diantaranya Salmonella typhi, Klebsiella pneumoniae, Enterobacter aerogens, Mycobacterium tuberculosis, Streptococcus pyrogens, Pseudomonas aeuroginosa, Proteus vulgaris, Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus. Selain itu juga memiliki aktivitas sebagai larvacidal, dan anti kanker