Mangga (Mangifera indica) merupakan buah yang banyak digemari karena rasanya yang manis dan segar. Mangga sering dikonsumsi baik dalam keadaan segar atupun olahan.Namun demikian, buah ini tidak memiliki umur simpan yang lama dan mudah mengalami pembusakan ketika disimpan pada suhu kamar. Perlakuan dengan air panas setelah pemanenan juga mengakibatkan percepatan proses pemasakan.
Pengolahan mangga baik skala besar maupun kecil dan juga konsumsi buah segar acapkali menghasilkan limbah yang cukup besar. Sebagai contoh, pengolahan mangga menjadi juice, nectar, puree, leather atupun jam akan menghasilkan limbah 35 – 65 % yang terdiri dari kulit, biji, dan bagian buah yang tidak terolah. Limbah mangga ini sebenarnya masih dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan ataupun produk pangan fungsional dan nutraceutical.
Kulit mangga kaya akan pektin, selulosa, hemiselulosa, lipid, protein, vitamin, polifenol dan karotenoid dengan sifat dan fungsional antioksidan yang bagus. Kulit mangga memiliki potensi dikembangkan sebagai bahan tambahan fungsional untuk produk-produk makanan sehat sehat seperti mie, roti, cake, biscuit bahkan makanan bayi. Kulit mangga mengandung.
Kulit mangga yang telah dikeringkan mengandung karotenoid. Metode pengeringan yang digunakan akan mempengaruhi kandungan karotenoid yang tersisa. Hal ini disebabkan karotenoid labil terhadap panas, tidak stabil pada aw rendah dan rentan terhdap degradasi enzimatik oleh lipoksigenase. Metode pengeringan dengan panas secara nyata akan merombak karotenoid dan kerusakan paling kecil jika digunakan freeze dried. Kulit mangga yang masih hijau yang dikeringkan mengandung 9,69 mg/100 g dan kulit mangga matang yang dikeringkan mengandung 16,06 mg/100 g. Total fenolat pada kulit mangga kering berkisar dari 2032–3185 mg GAE/100 g berat kering (GAE= gallic acid equivalent).
Tepung Biji mangga kaya akan asam galat (gallic), asam elagat (ellagic), asam ferulat (ferulic), asam sinamat (cinnamic), tannin, vanillin, koumarin dan mangiferin yang kesemuanya merupakan sumber antioksidan alami. Kadar total fenolat tepung biji mangga kering berkisar 11.228–20.034 mg GAE/100 g berat kering. Seperti halnya karotenoid, fenolat juga berkurang oleh perlakuan panas. Kapasitas antioksidan biji mangga berkisar dari 1110,15 – 1724,09 mol TE/g berat kering (TE= Trolox Equivalent) dan ini lebih tinggi dibandingkan dengan kulit mangga. Kapasitas antioksidan paling tinggi diperoleh jika digunakan pengeringan dg freeze drier kemudian diikuti dengan vacuum drier, dan cabinet drier. Kelarutan tepung kulit mangga adalah (53 – 64 %) sedangkan tepung biji mangga (20 – 42 %). Kelarutan biji mangga lebih kecil akrena tingginya kandungan pati dan lipid. Kelarutan paling tinggi jika pengeringan dilakukan menggunakan freeze drier diikuti dengan cabinet dan vacuum drier.
Pustaka
Sogi, D.S., M. Siddiq, I. Greiby, and K.D. Dolan. 2013. Total Phenolics, Antioxidant Activity, and Functional Properties of ‘Tommy Atkins’ Mango Peel And Kernel As Affected By Drying Methods. Food Chemistry 141: 2649 – 2655.