Bacillus dan Clostridium

Nur Hidayat
Bacillus merupakan bakteri berbentuk batang, Gram positif dengan ukuran 3 – 8 m. Jumlah spesies yang dikenal saat ini lebih dari 40 spesies. Bersifat saprofit dan banyakdijumpaidi tanah,vegetasi dan perairan. Metabolisme secara aerob. Kebanyakan membentuk spora. Spora dihasilkan ketika kondisi lingkungan berubah. Spora terdapat di dalam sel. Bacillus dapat dikelompokkan berdasarkan spora yang dihasilkan. Kelompok I sel memiliki ukuran lebar lebih dari 0,9 m dengan spora yang tidak merusak sel misalnya pada B. anthracis, B. cereus, B. mycoides, B.thuringiensis dan B. megaterium. Kelompok II dengan spora lebih kecil,spora tidak merusak sel dan Kelompok III spora dapat menyebabkan pecahnya sel.
Kita tidak jarang menerima laporan penyakit yang melibatkan organisme dari genus Clostridium. Sering kali nama-nama bakteri ini disingkat. Misalnya Clostridium difficile adalah ditulis sebagai C. diff. Bahkan Clostridia mungkin adalah bakteri anaerob yang paling banyak dipelajari yang menyebabkan penyakit pada manusia. Ada lebih dari 100 spesies yang termasuk dalam genus Clostridium. Bakteri ini dapat menyebabkan serangkaian penyakit pada manusia, yang paling sering adalah keracunan makanan, botulisme, tetanus, gas gangrene dan kolitis pseudomembranosa.

Beberapa contoh spesies dari genus ini adalah C. tetani menyebabkan tetanus pada manusia. C. botulinum menghasilkan eksotoksin (A,B,C1,C2,D,E,F,G). Tipe A adalah yang paling beracun bagi manusia. C. perfringens spesies yang paling sering dikaitkan dengan infeksi luka seperti gangren ketika lingkungan anaerobik diciptakan oleh aliran darah yang buruk ke luka. C. difficile menghasilkan spora oval subterminal besar dan dua racun yang berbeda; toksin A (enterotoksin menyebabkan akumulasi cairan di usus), dan B toksin (agen sitopatik). C. sordellii merupakan bagian dari flora normal usus manusia. Organisme ini menghasilkan beberapa exotoxins termasuk racun serologis yang berhubungan dengan toksin C. difficile. C. septicum berbentuk batang gelendong yang motil dalam kultur muda. Organisme ini menghasilkan racun yang terdiri dari alfa, beta, gamma dan delta; toksin alfa nekrosis dan mematikan bagi tikus. C. tertium adalah clostridium aerotolerant yang biasanya dianggap non-patogen. Namun, ada laporan yang tersebar dari organisme ini yakni menyebabkan bakteremia. Sebagian besar kasus melibatkan pasien neutropenia dan saluran pencernaan tampaknya menjadi sumber infeksi. Spesies lainnya yang dianggap tidak begitu berbahaya adalah Clostridium butyricum, C. clostrdioforme, C. innocuum and C. ramosum.